Sabtu, 22 Desember 2012

Monumen Jogja Kembali

MONJALI atau Monumen Yogya Kembali yang mulai dibangun pada 29 Juni 1985 merupakan salah satu ikon Yogyakarta selain keraton. 

Monjali memamerkan benda-benda sejarah perjuangan tentara dan rakyat Yogyakarta saat melawan Belanda, khususnya perang gerilya merebut kembali kota Yogyakarta pada 1 Maret 1949 yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. 

Terdapat lebih dari 1.000 koleksi diorama yang mengisahkan Serangan umum 1 Maret 1949. 

Sebelum masuk ke dalam monumen, dari kejauhan Anda akan melihat bangunan yang unik menyerupai tumpeng atau gunung. Filosofi tumpeng memang dipakai untuk membentuk bangunan ini karena dalam budaya Jawa diyakini sebagai perlambang kesuburan. 

Monumen berbentuk tumpeng ini memiliki tinggi 31,8 meter dan berdiri di lahan seluas 5,6 hektare. Halaman monumen kerap digunakan sebagai tempat pelaksanaan berbagai acara. Monjali memiliki empat pintu masuk. Pintu barat dan pintu timur menuju ke museum yang berada di lantai satu sementara pintu selatan dan pintu utara menuju ke lantai dua yang beisi relief dan diorama. Adapun lantai tiga yang merupakan lantai teratas merupakan ruang hening untuk bermeditasi. Saat peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX tanggal 29 Juni dipilih sebagai awal pembangunan untuk memperingati ditariknya tentara Belanda dari Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949. Setelah selesai, Monjali diresmikan oleh Presiden Soeharto. 

Monjali terletak di Jalan Lingkar Utara Yogyakarta, yaitu di Desa Jongkang, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Monjali saat mudah diakses dengan kendaraan pribadi ataupun angkutan umum. Sesampainya di lokasi, Anda cukup mengeluarkan uang Rp5.000 untuk membayar tiket masuk. 














Tidak ada komentar:

Posting Komentar